Jumat, 04 Desember 2015

Cara Menggunakan Stetoskop

 Memilih dan Menyetel Stetoskop

1. Beli stetoskop berkualitas bagus. Stetoskop berkualitas bagus sangatlah penting. Semakin bagus kualitas stetoskop maka akan semakin mudah Anda mendengarkan bunyi tubuh pasien.
  • Stetoskop selang tunggal (single tubed) lebih baik daripada stetoskop selang ganda (double tubed). Selang-selang di stetoskop selang ganda dapat saling bergesekan. Bunyi gesekan ini bisa menyulitkan Anda saat mendengarkan bunyi jantung.[2]
  • Selang stetoskop yang tebal, pendek, dan relatif kaku adalah selang terbaik, kecuali Anda ingin memakai atau menggantungkan stetoskop di leher. Jika begitu maka selang yang lebih panjanglah yang paling baik.[3]
  • Pastikan selang tidak bocor dengan mengetuk diafragma (sisi datar pada logam berbentuk lingkaran) stetoskop. Saat Anda mengetuknya, gunakan alat pendengar (earpiece) stetoskop untuk mendengarkan suaranya. Jika Anda tidak mendengar apa pun, mungkin selang tersebut bocor.

    2. Sesuaikan alat pendengar stetoskop. Pastikan alat pendengar menghadap ke depan dan ukurannya pas di telinga Anda. Jika tidak, Anda mungkin tidak dapat mendengar apa pun dengan stetoskop tersebut.
    • Pastikan alat pendengar menghadap ke depan. Jika Anda memakainya menghadap ke belakang, Anda tidak akan bisa mendengar bunyi apa pun.
    • Pastikan alat pendengar memiliki bantalan yang ukurannya pas dan dapat “mengunci” dengan baik di telinga Anda untuk menghindari suara-suara dari lingkungan sekitar. Jika ukurannya tidak pas, biasanya bantalan tersebut dapat dilepas. Kunjungi toko penyedia alat medis untuk membeli bantalan baru.
    • Pada beberapa jenis stetoskop, Anda juga dapat memiringkan atau menekuk gagang alat pendengar ke depan untuk membuatnya pas di telinga.

      3. Periksa tekanan alat pendengar di stetoskop. Dengan kata lain, pastikan posisinya cukup rapat di kepala Anda, tetapi tidak terlalu kencang. Jika terlalu kencang atau terlalu longgar, sesuaikanlah kembali.
      • Jika alat pendengar terlalu longgar, Anda mungkin tidak dapat mendengar apa pun. Untuk mengencangkan tekanan, tekan atau rapatkan gagang alat pendengar dengan lembut.
      • Jika terlalu kencang, alat pendengar dapat menyebabkan telinga Anda sakit dan membuat Anda merasa sangat tidak nyaman. Untuk mengurangi tekanan, regangkan gagang dengan lembut.

        4. Pilih chest piece atau gendang stetoskop yang sesuai untuk stetoskop Anda. Ada berbagai jenis chest piece untuk stetoskop. Pilihlah yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Chest piece tersedia dalam berbagai ukuran untuk orang dewasa dan anak-anak. 

        Bersiap Menggunakan Stetoskop

        1. Pilih tempat yang tenang untuk menggunakan stetoskop. Gunakan stetoskop di tempat yang tenang. Carilah area tenang untuk memastikan Anda dapat mendengarkan bunyi tubuh pasien dan tidak terganggu dengan suara-suara atau hiruk-pikuk ruangan. 
        2. Atur posisi pasien. Untuk mendengarkan bunyi jantung dan perut, posisikan pasien Anda dalam keadaan telentang. Untuk mendengarkan bunyi paru-paru, posisikan pasien dalam keadaan telungkup. Bunyi jantung, paru-paru, dan perut bisa terdengar berbeda tergantung dari posisi pasien: misalnya duduk, berdiri, berbaring ke kiri/kanan, dan sebagainya.
        3. Tentukan untuk menggunakan diafragma atau bel (sungkup). Diafragma atau sisi datar pada gendang stetoskop lebih baik digunakan untuk mendengarkan bunyi bernada tinggi. Bel atau sisi cekung pada gendang stetoskop lebih baik digunakan untuk mendengarkan bunyi bernada rendah.
        • Jika Anda menginginkan stetoskop yang menyalurkan kualitas suara yang baik, Anda mungkin perlu mempertimbangkan stetoskop elektronik. Stetoskop elektronik dapat mengeraskan suara sehingga Anda lebih mudah dalam mendengarkan bunyi jantung dan paru-paru. Penggunaan stetoskop elektronik mungkin membantu memudahkan Anda untuk mendengarkan bunyi jantung dan paru-paru, tetapi harganya pun mahal.

          4. Mintalah pasien untuk mengenakan baju pasien atau melepas baju yang dipakainya agar kulitnya tidak tertutupi. Gunakan stetoskop langsung pada kulit untuk menghindari terdengarnya bunyi berdesir dari kain baju. Jika pasien Anda adalah pria yang memiliki banyak bulu dada, tekan stetoskop dengan cukup kuat untuk menghindari terdengarnya bunyi berdesir.
          • Untuk membuat pasien Anda lebih nyaman, hangatkan stetoskop dengan menggosokkannya ke lengan baju Anda atau pertimbangkan untuk membeli alat penghangat stetoskop.

            Mendengarkan Jantung

            1. Letakkan diafragma di atas area jantung pasien. Posisikan diafragma di bagian kiri atas dada di antara rusuk ke-4 dan ke-6, sedikit di bawah puting susu. Tahan stetoskop di antara jari telunjuk dan jari tengah Anda, berikan sedikit tekanan sehingga Anda tidak mendengar bunyi gesekan jari-jari Anda sendiri.
            2. Dengarkan bunyi jantung selama satu menit. Minta pasien untuk relaks dan bernapas dengan normal. Anda akan mendengarkan bunyi normal jantung manusia yang bunyinya seperti “lub-dub”. Bunyi ini juga disebut bunyi sistolik dan diastolik. Sistolik adalah bunyi “lub” dan diastolik adalah bunyi “dub”.
            • Bunyi “lub” atau sistolik terdengar saat katup mitral dan trikuspid jantung menutup.
            • Bunyi “dub” atau diastolik terdengar saat katup aorta dan pulmonal menutup.
            Dengarkan bunyi jantung selama satu menit. Minta pasien untuk relaks dan bernapas dengan normal. Anda akan mendengarkan bunyi normal jantung manusia yang bunyinya seperti “lub-dub”. Bunyi ini juga disebut bunyi sistolik dan diastolik. Sistolik adalah bunyi “lub” dan diastolik adalah bunyi “dub”.
            • Bunyi “lub” atau sistolik terdengar saat katup mitral dan trikuspid jantung menutup.
            • Bunyi “dub” atau diastolik terdengar saat katup aorta dan pulmonal menutup.
              3. Hitung detak jantung yang Anda dengar dalam semenit. Detak jantung normal orang dewasa dalam kondisi istirahat (tidak beraktivitas berat) adalah antara 60-100 per menitnya. Untuk atlet profesional, detak jantung normalnya dalam kondisi istirahat dapat berkisar antara 40-60 per menit.
                



Tidak ada komentar:

Posting Komentar